Konglomerat Rusia
Federasi Rusia (bahasa Rusia: Росси́йская Федера́ция, translit. Rossíyskaya Federátsiya), adalah sebuah negara federasi yang
bersistem semi-presidensial dengan bentuk republik konstitusional di Eropa Timur dan Asia Utara atau Eurasia bagian utara yang dari barat
laut sampai ke tenggara. Negara ini berbatasan daratan dengan Norwegia, Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania dan Polandia (keduanya berbatasan dengan OblastKaliningrad), Belarus, Ukraina, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, Tiongkok, Mongolia, dan Korea Utara. Dan
juga negara ini berbatasan laut dengan Jepang di Laut Okhotsk dan
negara bagian Alaska, Amerika Serikat di Selat Bering.
Dengan
wilayah seluas 17.125.191 km², Rusia adalah negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup
seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar
147.190.001 jiwa (2021). Wilayahnya membentang sepanjang Asia Utara dan
sebagian Eropa timur, Rusia memiliki 11 zona waktu dan
wilayahnya terdiri dari berbagai tipe lingkungan dan tanah.
Konglomerat asal Rusia Oleg Deripaska
memperkirakan negaranya akan kehabisan uang pada 2024. Menurutnya, keuangan
Rusia bisa terselamatkan jika investor asing masuk ke negara
tersebut.
"Tidak akan ada uang tahun depan, kami membutuhkan investor asing," katanya
pada konferensi ekonomi di Siberia seperti dilansir dari CNN Business, Jumat
(3/3).
Sementara itu, output ekonomi Rusia menyusut 2,1 persen tahun lalu.
Kontraksi tersebut lebih terbatas dari yang diperkirakan banyak
ekonom.
Namun, keretakan ekonomi Rusia mulai terlihat saat negara tersebut
memangkas produksi minyak bulan ini hingga membuat sanksi Barat dapat
meningkat lebih jauh.
Pada akhirnya, prospek ekonomi Rusia dinilai bergantung pada apa yang
terjadi di Ukraina. Selain itu, Deripaska menilai investor asing juga
memiliki peran besar terhadap ekonomi Rusia. Namun, apakah mereka akan
datang tergantung pada keputusan Rusia dalam menciptakan kondisi yang tepat
dan membuat pasarnya menarik.
Sebelumnya, negara-negara Barat telah mengumumkan lebih dari 11.300 sanksi
agar Rusia kekurangan dana untuk melakukan invasi ke Ukraina. Barat juga
membekukan sekitar US$300 miliar cadangan devisa Rusia.
Moskow pun harus melewati jalan terjal untuk menggantikan pendapatan yang
hilang akibat sanksi tersebut, tidak terkecuali dari ekspor. Data
menunjukkan bahwa nilai impor Uni Eropa dari Rusia turun sebesar 51 persen
antara Februari dan Desember tahun lalu.
Pendapatan pemerintah Rusia juga anjlok 35 persen pada Januari 2023 dibandingkan dengan tahun lalu, sementara pengeluaran melonjak 59 persen. Kondisi ini menyebabkan defisit anggaran sekitar 1.761 miliar rubel atau setara US$23,3 miliar.
No comments:
Post a Comment